Selasa, 12 Januari 2010

MENYAMBUT TAHUN BARU NASIONAL

Mari kita syukuri usia panjang kita memasuki tahun baru ini,dengan membuat neraca
kehidupan secara jujur dengan berintropeksi atas kekurangan dan prestasi yang kita capai pada tahun yang lalu.
Imam Ghojali sorang filosof Islam yang tekenal,mengibaratkan manusia yang menempuh kehidupan ini seperti orang yang sedang berlayar mengarungi lautan.Pantai petama yang di tinggalkan ialah perut ibunya, sedang tepi terakhir di mana ia harus mendarat ialah lubang kuburnya.Antara perut dan liang kuburnya ia berjuang di pukul oleh gelombang dan badai; kadang- kadang tergoyang di celah -celah ombakyang menghempas dalam suasana harap dan cemas,tapi berdayng dan berjuang terus agar perahu tidak tenggelam.
Oleh karena itu,dalam menyambut tahun baru ini, kita sebagai manusia pribadi atau hamba Allah SWT kiranya dapat meningkatkan iman dan taQwa serta ibadah dan amal shalih.Sedangkan kita sebagai kesatuan bangsa dan umat atau khalifah di bumi,marilah kita tingkatkan prestasi kerja pada jajaran tugas kita masing-masing.Kita tingkatkan etos kerja,di siplin waktu,integritas diniyah dan loyalitas nasional,dalam menunjang pelaksanaan Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Isra ayat: 84
QUL KULLUY YA'MALU 'ALAA SYAAKILATIH
Artinya:
"Katakanlah :"Tiap tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-masing.'
Demikian agar hasil prestasi kerja kita sebagai karya nyata,amal bakti atau amal shalih yang brpahala di sisi Allah SWT dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara,sebab pada hakikatnya kita sebagai abdi ALLAH SWT,abdi masyarakat. bangsa dan negara.ALLAH berfirman di dalam surat At-Taubah ayat; 105
WAQULI'MALUU FASAYARALLAHU 'AMALAKUM WARASUULUHUU WAL MU-MINUUN
'Artinya:
'Dan katakanlah :Bekerjalah kamu,maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu....(QS. 9 At-Taubah: 105)
Begitulah kiranya harapan-harapan kita dalam menyambut tahun baru ini,mudah-mudahan bermanfaat bagi kita,Amiin .

Sabtu, 09 Januari 2010

CERITA ANAK YANG SHOLIH

Al-Baghawi menceritakan kepada peserta pengajiannya, di kalangan Bani Israil ada seorang lelaki yang saleh, Ia punya seroang anak kecil dan seekor anak lembu. Menjelang hari kematiannya, lelaki itu melepaskan anak lembu tersebut di suatu hutan seraya berdoa. "Wahai Tuhanku, aku menitipkan anak lembu ini untuk anakku sampai ia besar"
Doa lelaki ini dikabulkan oleh Allah SWT. Setelah ia meninggal dunia, anak lembu itu tidak pernah keluar hutan dan selalu menyembunyikan diri agar tidak terlihat orang lain. Setelah anak itu dewasa, ia membaktikan diri pada ibunya. Ia berkerja mencari kayu bayar untuk kemudian dijual di pasar. Hasil jerih-payahnya itu dibagi tiga, satu bagian untuk sedekah, satu bagian untuk makan, dan yang terakhir untuk ibunya. Ia pun membagi waktu malamnya menjadi tiga, sepertiga malan untuk beribadah, sepertiga lagi untuk tidur, dan sepertiga lagi untuk menunggui ibunya.
Suatu hari ibunya mengatakan, "Sesungguhnya ayahmu meninggalkan anak lembu untukmu yang dilepaskan di suatu hutan. Carilah lembu itu sambil berdoa kepada Tuhannya Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, dan Nabi Ya''qub supaya Dia mengembalikan anak lembu itu kepadamu.
Pergilah anak muda itu ke hutan, dan menemukan lembu yang dimaksud. Lalu ia berkata, "Demi TUhan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, dan Nabi Ya''qub, tenanglah engkau di situ."
Lembu yang menghampiri anak muda itu dan berkata, "Hai anak muda yang bakti pada ibunya," tegur lembu tersebut. "Naikilah aku supaya ringan bagimu." Anak berkata, "Sesungguhnya ibuku tidak memerintahkan aku menaikimu, tetapi membawamu pulang."
"Demi tuhannya Bani Israil," sumpah lembu tersebut, "Jika engkau menaikiku (berarti tidak mematuhi perintah ibunya), sesungguhnya engkau tidak akan dapat menguasaiku selamanya. Maka berjalanlah engkau, karena sesungguhnya andaikan engkau memerintahkan sebuah gunung berjalan sendiri untuk engkau naiki, niscaya gunung itu akan menurut semata-mata baktimu kepada ibumu."
Sesampai di rumah, ibunya berkata, "Anakku engkau adalah orang fakir. Tidak punya harta, berpaya-payah mencari kayu bakar. Untuk itu juallah lembu ini." Ibunya menyuruh anak itu menjual lembu itu ke pasar dengan harga tiga dinar.
Maka pergilah anak itu ke pasar. Lalu Allah mengutus seorang malaikat untuk memperlihatkan kekuasan-Nya dan memberitahukan bakti anak muda itu terhadap ibunya kepada makhluknya.
"Berapa dinar engkau jual lembu ini", tanya malaikat itu.
"Tiga dinar, dan aku mengadakan perjanjian kepadamu dengan keridhaan ibuku, "Jawab anak muda itu.
"ambillah enam dinar ini, dan usahlah engkau meminta persetujuan ibumu", bujuk malaikat itu.
"Bahkan andai engkau memberiku emas seberat lembu ini, takkan kuterima kecuali dengan keridhaan ibuku".
Anak muda itu pulang kerumah, dan menyampaikan bahwa lembu mereka ditawar enam dinar.
"Kembalilah engkau ke pasar, dan juallah lembu itu dengan enam dinar atas keridhaanku," perintah ibunya.
Anak muda itu pun kembali ke pasar.
"Sudahkah engkau minta persetujuan ibumu?" Tanya malaikat yang tadi.
"Ibuku memerintahkan aku agar menjual lembu ini tidak kuran gdari enam dinar", kata si pemuda.
"Aku akan memberimu 12 dinar, tak usahlah kamu meminta persetujuan ibumu," bujuk malaikat itu lagi.
Pemuda itu kembali lagi kepada ibunya dan memberitahukan mengenai tawaran ini. Sang ibu berkata, "Sesungguhnya orang yagn datang kepadamu itu adalah malaikat. Ia menjelma dalam bentuk manusia untuk mengujimu. Untuk itu jika ia kembali kepadamu, tanyakanlah: apakah engkau mengizinkan aku menjual lembu ini atau tidak?"
Pemuda itu melaksanakan segal perintah ibunya. Akhirnya malaikat tersebut mengatakan, "Pulanglah engkau dan katakanlah pada ibumu agar merawat lembu ini baik-baik. Kelak Musa bin ''Imran akan membeli lembu darimu, karena ada seseorang yang amti terbunuh dari kaum Bani IUntuk itu jangan engkau jual, kecuali dengan uang dinar seberat lembumu itu."
Pemuda itu pulang dan merawat lembunya baik-baik. Tak lama kemudian Allah SWT mentakdirkan Bani Israil supaya menyembelih seekor lembu*. Lalu mereka berkali-kali meminta supaya Nabi Musa a.s. menerangkan sifat-sifat lembu yang akan disembelihnya. Sehingga akhirnya lembu anak muda itulah yang memenuhi syarat. Dan itu semua terjadi semata-mata karena amal bakti anak muda itu kepada ibunya.
*Lembu yagn dimaksudkan sebagai perantara untuk mencari siapa pelaku pembunuhan di kalangan kaum Bani Israil. Kisah ini diterangkan dalam Al Quran surah Al-Baqarah ayat 67-73.