Senin, 26 Juli 2010

Zakat Harta Simpanan

Diposkan oleh Irfani, S.Pd.I Rabu, 10 September 2008

Tanya:
Apakah harta simpanan untuk persiapan biaya sekolah anak yang jumlahnya berfluktuasi atau naik turun itu perlu dizakati? (Anggun, Lampung Selatan)

Jawab :
Jika uang simpanan/untuk persiapan biaya anak sekolah itu sudah sampai satu nisab ( senilai 85 gram emas) dan sudah genap setahun maka wajib di zakati, yaitu dengan mengeluarkannya sebanyak 2,5 % dari jumlah uang simpanan yang ada(Lihat Fatwa Lajnah Daimah 9/270)

Jika kita tidak sempat melakukan sholat qabliyah dhuhur, maka diperbolehkan kita mengqadhanya setelah sholat dhuhur.



Hal ini sebagaimana dipraktekkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sebagaimana dikisahkan oleh Aisyah Radliyallahu 'anha:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا لَمْ يُصَلِّ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ صَلَّاهُنَّ بَعْدَهُ



"Dari Aisyah bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wasallam jika belum mengerjakan sholat qabliyah dhuhur empat rakaat, beliau melakukannya setelahnya." (HR. Turmudzi No 426, dishahihkan oleh Ahmad Syakir dalam Tahqiq Sunan Turmudzi 2/291)

Diantara hikmah disyariatkannya mengqadha sholat rawatib qabliyah dhuhur ini adalah menunjukkan pentingnya sholat tersebut. Hal ini sebagaimana digambarkan dalam riwayat berikut ini:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي أَرْبَعًا بَعْدَ أَنْ تَزُولَ الشَّمْسُ قَبْلَ الظُّهْرِ وَقَالَ إِنَّهَا سَاعَةٌ تُفْتَحُ فِيهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَأُحِبُّ أَنْ يَصْعَدَ لِي فِيهَا عَمَلٌ صَالِحٌ



"Dari Abdullah bin Sa'ib bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melakukan sholat empat rakaat setelah tergelincir matahari sebelum mengerjakan sholat dhuhur dan beliau berkata: "Sesungguhnya (saat tergelincirnya matahari) tersebut adalah saat dibukakannya pintu-pintu langit dan aku suka pada saat tersebut amal shalih(ku) diangkat naik (ke langit)." (HR. Turmudzi No 478, dishahihkan oleh Syeikh Albani).


  • Mutiara Hadist

    Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')." (hadits shahih riwayat Muslim) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). (Mereka adalah) orang-orang shalih yang berada di tengah orang-orang yang berperangai buruk. Dan orang yang memusuhinya lebih banyak daripada yang mengikuti mereka" (hadits shahih riwayat Ahmad) "Berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba'). Yaitu mereka yang mengadakan perbaikan (ishlah) ketika manusia rusak." (hadits shahih riwayat Abu Amr Ad Dani dan Al Ajurry)

Kamis, 22 Juli 2010

Khalid Al-Miski Khalid Al-Miski

adalah seorang pemuda yang tampan, rajin beribadah, wara’, ikhlas, rajin bekerja, dan amanah. Dia seorang pedagang keliling kampung yang membawa barang dagangannya di atas kepala.

Salah seorang wanita cantik tertarik pada Khalid Al-Miski yang tampan. Suatu hari, wanita ini memanggil Khalid dengan maksud akan membeli barang dagangannya. Ia telah merancang tipu-dayanya, lalu Khalid diminta agar masuk ke dalam rumahnya dengan alasan ia akan membeli dagangannya. Ternyata ia segera mengunci pintu-pintu rumahnya, kemudian berkata, “Kamu akan celaka, jika tidak mau melayani aku! Sebab aku akan memper malukanmu di depan umum sehingga mereka menuduhmu ingin memperkosaku. “

Khalid berusaha mengalihkan pembicaraan, tetapi tanpa membuahkan hasil. Lalu Khalid memperingatkannya dengan janji dan ancaman Allah. Akan tetapi, setan telah menguasai wanita cantik tersebut dan membutakan mata hatinya. Ketika Khalid yakin bahwasanya ia tidak bisa menye lamatkan diri dari ancaman wanita tersebut, maka ia tampakkan dirinya menyetujui permintaannya dan meminta izin untuk ber benah diri di kamar mandi. Wanita itu bahagia dan setuju.

Khalid masuk ke kamar mandi dan berpikir bagaimana caranya agar dapat terhindar dari godaan ini. Allah memberi petunjuk, sekalipun nanti tubuhnya akan kotor. Tidak masalah, asalkan ia dapat menghindarkan diri dari maksiat yang pasti mendatangkan murka Allah. Kemudian, Khalid melumuri wajah dan tubuhnya dengan tinja, dengan demikian tercium bau tidak enak, kelihatan jelek, dan menjijikkan. Khalid keluar dari kamar mandi, begitu wanita tersebut melihat Khalid kotor dan menjijikkan, ia menghardik dan me nyuruhnya keluar serta mengusir dari rumahnya.

Pemuda tersebut lari dan meninggalkan rumah wanita untuk menyelamatkan diri dan agamanya. Allah Ta’ala mengganti bau busuk dan menjijikkan itu dengan bau yang harum bagaikan minyak miski.

al miskOrang-orang pun dari kejauhan sudah mengetahui kedatangannya, sebelum mereka melihat Khalid, yaitu dengan mencium baunya yang harum. Sejak saat itu orang-orang memanggilnya dengan Khalid Al- Miski.

Inilah seorang Mukmin yang sebenarnya, yang meyakini bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-geriknya setiap saat sehingga sekalipun di hadapannya seorang wanita yang cantik dan gemulai, namun ia merasa takut kepada Allah. Tidak takut kepada manusia atau undang-undang karena semuanya tidak dapat melihat dan mengawasinya sepanjang waktu. Hanya Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihatlah yang senantiasa memantau gerakannya.

Khalid takut dengan bahaya yang ditim bulkan oleh maksiat, maka ia mencari alasan dengan melumuri kotoran pada tubuhnya, dan justru ini menunjukkan kebersihan batinnya dan ketulusan imannya. Kemudian, Allah mengganti nya dengan bau harum semerbak di dunia dan baginya di akhirat pahala yang besar dan berlimpah. Sekarang ini, di zaman kita hidup, berapa banyak manusia melumuri wajah dan tubuhnya dengan parfum dan wangi -wangian. Akan tetapi, bau busuk perbuatan mereka menjadikan mereka tercemar dan terbongkar keburukannya, walaupun mereka berusaha menutupi aibnya. Disebabkan mereka hanya takut kepada manusia, bukan kepada Allah. Balasan seseorang itu sesuai dengan jenis amalnya.

Rabu, 21 Juli 2010

Kakek Berwajah Teduh


Seorang lelaki tua berwajah syahdu berjalan terseok membawa kopernya. Ia tertatih-tatih mengejar kereta api yang hendak bertolak. Kepanikan yang menyelimuti raut wajahnya tidak bisa ditutupi. Wajar, ia memang belum membooking kursi. Satu per satu gerbong kereta dihampiri. Hingga ia sampai di gerbong pertama. Di dalamnya penuh anak muda yang sedang riang-gembira bernyanyi bercampur gelak-tawa. Ia meminta izin kepada penumpang untuk sekiranya boleh singgah bersama mereka. Namun respon yang didapatkan,
“Kamu sudah kakek-kakek begini, maaf saja ya.. Kami tidak ingin kamu merusak suasana. Kami sudah asyik di gerbong ini bersenang-senang, mohon tidak diganggu.”
Sang kakek terus beralih ke gerbong selanjutnya. Begitu optimis ia mengetuk penumpang yang sedang khusyu membaca. Gerbong ini terisi anak muda yang serius belajar. Terlihat wajah-wajah kutu buku. Dengan santun, kakek meminta izin untuk duduk bersama mereka. Sayangnya, mereka menolak dengan alasan khawatir ia akan memecah konsentrasi selama di perjalanan. Mereka ingin fokus membaca dan belajar hingga sampai stasiun tujuan.
Koper besar yang dibawanya terus ditenteng. Masih ada waktu mencari. Walau 15 menit lagi, kereta jalan. Harapan masih ada. Ada dua gerbong tersisa belum dicoba. Tibalah ia tempat yang ditumpangi sekumpulan pebisnis. Para profesional. Ia amati wajah-wajah mereka sedemikian penat dan padat. Masing-masing begitu sibuk. Ada yang sedang hati-hati membuat perencanaan bisnis. Ada yang sedang cermat melakukan super visi dan evaluasi. Ada yang sedang teliti menghitung untung-rugi. Ada yang sedang serius bernegosiasi. Serentak mereka menyapa sang kakek,
“Maaf pak.. Kami tidak ada waktu untuk melayani.”
Akhirnya, sang kakek sampai di gerbong ke empat. Gerbong terakhir. Ia dapati didalamnya sebuah keluarga yang bersahaja. Aura kesalihan begitu nampak di wajah setiap anggotanya. Sebelum sang kakek mengucap, mereka terlebih dahulu menyapa hangat. Menyambut sepenuh hati. Menghidangkan minuman dan makanan. Tangis haru membasahi pipi sang kakek. Ia meminta bantuan untuk mengangkat dan membuka koper besar yang dibawanya. Setelah terbuka, mereka terkejut. Ada banyak emas, berlian dan permata bahkan uang bergepok-gepok. Sang kakek tersenyum tenang. Masing-masing anggota keluarga mendapat hadiah tak terduga darinya.
Setibanya distasiun akhir, mereka semakin terperanjat. Diluar kereta api telah bersiap-siap raja negeri beserta pengawalnya hendak menyambut salah satu penumpang. Ternyata penumpang istimewa itu adalah sang kakek berwajah teduh. Raja memerintahkan supaya segera diboyong ke istana. Sang kakek bersedia jika raja mengizinkannya mengikut sertakan keluarga berhati baik untuk bersamanya tinggal di istana. Raja menyetujui bahkan menyiapkan istana khusus untuk keluarga mulia ini sebagai balasan atas kemurahan hati dan kebaikan mereka terhadap sang kakek.
Penumpang di gerbong lain tertunduk sedih penuh penyesalan. Mereka meratapi kekerdilan jiwa hingga acuh dan tiada peduli terhadap sang kakek. Kini mereka hanya menggigit jari. Begitulah kisah sebagian kita bersama Ramadan. Semoga Ramadan kali ini memberi arti.