Senin, 26 Juli 2010

Jika kita tidak sempat melakukan sholat qabliyah dhuhur, maka diperbolehkan kita mengqadhanya setelah sholat dhuhur.



Hal ini sebagaimana dipraktekkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sebagaimana dikisahkan oleh Aisyah Radliyallahu 'anha:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا لَمْ يُصَلِّ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ صَلَّاهُنَّ بَعْدَهُ



"Dari Aisyah bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wasallam jika belum mengerjakan sholat qabliyah dhuhur empat rakaat, beliau melakukannya setelahnya." (HR. Turmudzi No 426, dishahihkan oleh Ahmad Syakir dalam Tahqiq Sunan Turmudzi 2/291)

Diantara hikmah disyariatkannya mengqadha sholat rawatib qabliyah dhuhur ini adalah menunjukkan pentingnya sholat tersebut. Hal ini sebagaimana digambarkan dalam riwayat berikut ini:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي أَرْبَعًا بَعْدَ أَنْ تَزُولَ الشَّمْسُ قَبْلَ الظُّهْرِ وَقَالَ إِنَّهَا سَاعَةٌ تُفْتَحُ فِيهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَأُحِبُّ أَنْ يَصْعَدَ لِي فِيهَا عَمَلٌ صَالِحٌ



"Dari Abdullah bin Sa'ib bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melakukan sholat empat rakaat setelah tergelincir matahari sebelum mengerjakan sholat dhuhur dan beliau berkata: "Sesungguhnya (saat tergelincirnya matahari) tersebut adalah saat dibukakannya pintu-pintu langit dan aku suka pada saat tersebut amal shalih(ku) diangkat naik (ke langit)." (HR. Turmudzi No 478, dishahihkan oleh Syeikh Albani).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar